KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya
panjatkan kehadirat Allah SWT. Solawat serta salam saya sampaikan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para
pengikutnys. Terucap pula syukur kepada Allah SWT. Karena atas izin-Nya, saya
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Dalam makalah ini, saya
akan membahas mengenai Keserakahan VOC di Nusantara.. Namun, yang saya akan
bahas hanya terbatas pada bidang-bidang yang sudah disebutkan di atas.
Saya
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Namun saya
berharap makalahi ni dapat bermanfaat untuk saya sendiri dan orang lain. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun dari Bapak/Ibu guru sangat
saya harapkan.
Terima kasih. Semoga bermanfaat.
Demak, 11
Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI :
Kata
Pengantar.......................................................................................I
Pendahuluan..........................................................................................II
DAFTAR PEMBAHASAN
A. Keserakahan
VOC di Nusantara
1.
Keserakahan VOC singkat .................................................I
2.
Kebijakan VOC....................................................................II
3.
Tujuan Dibentuk
VOC………………………………………………….III
4.
Keserakahan VOC
menurut Tahunnya…………………....IV
PENUTUP
1.
Kesimpulan..............................................................................I
A.
1. Keserakahan
VOC Singkat
Kesrerakahan
VOC secara singkat :
- Membangun pusat perdagangan
- Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli perdagangan.
- Melaksanakan politik devide et impera ( memecah dan menguasai ) dalam rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
- Untuk memperkuat kedudukannya dirasa perlu mengangkat seorang pegawai yang disebut Gubernur Jendral.
- Melaksnakan sepenuhnya Hak Octroi yang ditawarkan pemerintah Belanda.
- Membangun pangkalan / markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah dipusatkan di Jayakarta ( Batavia).
- Melaksanakan pelayaran Hongi ( Hongi tochten ).
- Adanya Hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
- Adanya verplichte leverantien ( penyerahan wajib ) dan Prianger Stelsel ( system Priangan )
- Melakukan pembunuhan terhadap rakyat pribumi, orang-orang Tionghoa, maupun orang asing
- Melakukan kondolisasi kedudukan
2.Kebijakan VOC
Kebijakan VOC
Kebijakan-
kebijakan VOC yang diterapkan di Indonesia
1.
Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan
monopoli perdangan.
2.Melaksakan
politik devide et impera ( memcah dan menguasai ) dalam rangka untuk menguasai
kerajaan-kerajaan di Indonesia.
3.Untuk
mempererat kedudukannya, perlu mengangkat seorang Gubernur Jenderal.
a.
hak monopoli
b.
hak untuk membuat uang
c.
hak nutuk mendirikan benteng
d.
hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan di
Indonesia, dan
e.
hak untuk tentara.
5.
Membangun pangkalan atau markas VOC yang semula di banten dan di Ambon,
dipindah ke Jayakarta ( Batavia ).
6. Melaksakan pelayaran Hongi ( HOngi tocjten
).
7. Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk
membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
3. Tujuan Dibentuk VOC
Adapun tujuan dibentuknya VOC ini antara lain untuk:
(1) menghindari persaingan yang tidak sehat antara
sesama kelompok/kongsi pedagang Belanda yang telah ada
(2) memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi
persaingan dengan para pedagang negara lain.
4. Keserakahan VOC menurut Tahunnya
Cornelis Chastelein datang
di Batavia pada tanggal 16 Agustus 1674. Pada mulanya ia bekerja pada
"Kamer XVII" kamar dagang VOC sebagai boek houder. Beberapa tahun
kemudian ia menikah dengan Chatarina Van Qualberg. Dari pernikahan ini Cornelis
Chastelein dikaruniai seorang putra yang diberi nama sama dengan kakeknya
Anthony Chastelein.Pada tahun 1682, yaitu pada usia 25 tahun Cornelis
Chastelein memangku jabatan sebagai Grootwinkelier der OostIndische Compagnie.
Dan pada tahun 1691 naik jabatannya menjadi Tweede Opperkoopman des Casteels
Batavia dengan gaji 65 gulden. Pada saat yang bersamaan pada waktu itu,
Gubernur Jenderal Camphuys meletakan jabatannya dan digantikan oleh Gubernur
Jenderal Van Outhoorn (1691-1704).
·
1682 -
Pasukan VOC dipimpin Francois Tack dan Isaac de Saint Martin berlayar menuju
Banten guna menguasai
perdagangan di Banten. VOC merebut dan memonopoli perdagangan lada di Banten.
Orang-orang Eropa yang merupakan saingan VOC diusir. Orang-orang Inggris
mengundurkan diri ke Bengkulu dan Sumatera Selatan satu-satunya pos mereka yang
masih ada di Indonesia.
·
1683-1710
- VOC mengalami masalah keuangan yang sangat berat di wilayah Asia selama kurun
waktu tersebut. Di antara 23 kantornya hanya tiga (Jepang, Surat dan Persia)
yang mampu memberikan keuntungan; sembilan menunjukkan kerugian setiap tahun
termasuk Ambon, Banda, Ternate, Makassar, Banten, Cirebon dan wilayah pesisir
Jawa. VOC banyak mengeluarkan biaya-biaya yang sangat tinggi akibat
pemberontakan di samping pengeluaran pribadi VOC yang tidak efesien, kebejatan
moral, korupsi yang merajalela. VOC juga menuntut semakin banyak kepada rakyat
Jawa, yang mengakibatkan pemberontakan yang terus berlanjut dan pengeluaran VOC
bertambah tinggi
·
1684 -
Gubernur-Jendral Speelman meninggal. Terbongkarlah korupsi dan penyalah gunaan
kekuasaan. Konon Speelman memerintah tanpa menghiraukan nasihat Dewan Hindia
dan banyak melakukan pembayaran dengan uang VOC yang pada dasarnya tidak pernah
ada untuk pekerjaan yang tidak pernah dilakukan. Selama masa kekuasaan Speelmen
jumlah penjualan tekstil menurun 90%, monopoli candu tidak efektif. Speelman
juga banyak melakukan penggelapan uang negara dan pada 1685 semua penunggalan
Speelman disita negara.
·
8 Februari
1686 - Dengan tipu muslihat Surapati berhasil membunuh Franois Tack dalam suatu
pertempuran. Tack tewas dengan dua puluh luka di tubuhnya.
1690 - Belanda berusaha membalas kekalahan yang dialami Tack tetapi gagal karena Surapati menguasai teknik-teknik militer Eropa dengan baik.
Abad ke-18
1702 - Jumlah kekuatan serdadu militer Belanda yang berkebangsaan Eropa hanya tinggal sedikit. Administrasi VOC kacau balau
1690 - Belanda berusaha membalas kekalahan yang dialami Tack tetapi gagal karena Surapati menguasai teknik-teknik militer Eropa dengan baik.
Abad ke-18
1702 - Jumlah kekuatan serdadu militer Belanda yang berkebangsaan Eropa hanya tinggal sedikit. Administrasi VOC kacau balau
·
1706 -Surapati
terbunuh di Bangil.
·
1721 - VOC
mengumumkan apa yang dinamakan komplotan orang-orang Islam yang bermaksud
melakukan pembunuhan terhadap orang-orang Eropa di Batavia dan juga orang-orang
Tionghoa.
·
1722 -
Perlakuan terhadap orang-orang Tionghoa bertambah kejam dan korup. Walaupun
demikian jumlah orang Tionghoa bertambah dengan pesat. VOC melakukan sistem
kuota untuk membatasi imigrasi, tetapi kapten-kapten kapal Tionghoa mampu
menghindarinya dengan bantuan dari pejabat VOC yang korupsi. Kebanyakan
orang-orang Tionghoa pendatang yang tidak memperoleh pekerjaan sebagian besar
mereka bergabung menjadi gerombolan-gerombolan penjahat di sekitar Batavia.
·
1727 - Posisi ekonomi orang Tionghoa makin penting di
satu pihak dan sering terjadinya kejahatan oleh orang Tionghoa, menimbulkan
perasaan tidak senang terhadap orang Tionghoa. Rasa tidak senang menjadi
semakin tebal di kalangan warga bebas, kolonis-kolonis Belanda yang tidak dapat
menandingi orang Tionghoa. Timbullah kemudian rasa permusuhan dan sikap
rasialis terhadap orang Tionghoa.
·
1727 - Pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan
peraturan bahwa semua orang Tionghoa yang telah tinggal 10 sampai 12 tahun di
Batavia dan belum memiliki surat izin akan dikembalikan ke Tiongkok.
·
1729 - Pemerintah kolonial memberikan kesempatan
selama 6 bulan kepada orang Tionghoa untuk mengajukan permohonan izin tinggal
di Batavia dengan membayar 2 ringgit.
·
1730 - Dikeluarkan larangan bagi orang Tionghoa
untuk membuka tempat penginapan, tempat pemadatan candu dan warung baik di
dalam maupun di luar kota.
·
1736 - Pemerintah kolonial mengadakan pendaftaran
bagi semua orang Tionghoa yang tidak memiliki surat izin tinggal.
·
1740 - Terdapat 2.500 rumah orang Tionghoa di dalam
tembok Batavia sedangkan jumlah orang Tionghoa di kota dan daerah sekitarnya
diperkirakan 15.000 jiwa. Jumlah ini setidak-tidaknya merupakan 17% dari
keseluruhan penduduk di daerah terebut. Ada kemungkinan bahwa orang-orang
Tionghoa sebenarnya merupakan unsur penduduk yang lebih besar jumlahnya. Ada
pula orang-orang Tionghoa di kota-kota pelabuhan Jawa dan Kartasura walaupun
jumlahnya hanya sedikit.
·
1740 - Terjadi penangkapan terhadap orang Tionghoa,
tidak kurang 1.000 orang Tionghoa dipenjarakan. Orang Tionghoa menjadi gelisah
lebih-lebih setelah sering terjadi penangkapan, penyiksaan, dan perampasan hak
milik Tionghoa.
·
4 Februari 1740 - Segerombolan orang Tionghoa
melakukan pemberontakan dan penyerbuan pos penjagaan untuk membebaskan
bangsanya yang ditahan.
·
Juni 1740 - Kompeni Belanda mengeluarkan lagi
peraturan bahwa semua orang Tionghoa yang tidak memiliki izin tinggal akan
ditangkapdan diangkut ke Sailan. Peraturan ini dilaksanakan dengan
sewenang-wenang.
·
September 1740 - Tersiar berita bahwa segerombolan orang
Tionghoa di daerah pedesaan sekitar Batavia bergerak mendekati pintu gerbang
Batavia. Mr. Cornelis di Tangerang dan de Qual di Bekasi, memerintahkan
memperkuat pos-pos penjagaan.
·
7 Oktober 1740 - Pasukan bantuan yang dikirim ke
Tangerang oleh pemerintah kolonial diserang oleh gerombolan Tionghoa, sebagian
besar dari pasukan tersebut tewas.
·
Oktober 1740 - Berdasarkan bukti yang didapatkan VOC
menarik kesimpulan bahwa orang-orang Tionghoa sedang merencanakan sebuah
pemberontakan.
·
8 Oktober 1740 - Kompeni Belanda mengeluarkan
maklumat, antara lain perintah menyerahkan senjata kepada kompeni. Jam malam
diadakan.
·
9 Oktober 1740 - Dimulainya pembunuhan terhadap
orang Tionghoa secara besar-besaran. Yang banyak melakukan pembunuhan ini
adalah orang-orang Eropa dan para budak. Dan pada akhirnya ada sekitar 10.000
orang Tionghoa yang tewas. Perkampungan orang Tionghoa dibakar selama beberapa
hari. Kekerasan ini berhenti setelah orang Tionghoa memberikan uang premi
kepada serdadu-serdadu VOC guna melakukan tugasnya yang rutin.
·
10 Oktober 1740 - Pertahanan kompeni Belanda di
Tangerang diserang oleh sekitar 3.000 orang pemberontak Tionghoa.
·
Mei 1741 - Orang-orang Tionghoa yang berhasil lolos
dari pembantaian di Batavia melarikan diri ke arah timur menyusur sepanjang daerah
pesisir. Mereka melakukan perebutan pos di Juwana. Markas besar VOC dikepung
dan pos-pos lainnya terancam.
·
Juli 1741 - Pos VOC di Rembang dihancurkan oleh
orang-orang Tionghoa yang membantai seluruh personel VOC.
·
Juli 1741 - Prajurit raja yang berada di Kartasura
menyerang pos garnisun VOC. Komandan VOC Kapten Johannes van Velsen dan
beberapa serdadu lainnya tewas. Serdadu yang selamat ditawari pilihan beralih
ke agama Islam atau mati dan banyak yang memilih pindah agama.
·
November 1741 - Pakubuwana II mengirim pasukan
artileri ke Semarang. Pasukan prajurit-prajurit tersebut bersatu dengan orang
Tionghoa melakukan pengepungan terhadap pos VOC. Pos VOC di Semarang ini
dikepung oleh kira-kira 20.000 orang Jawa dan 3.500 orang Tionghoa dengan 30
pucuk meriam. Orang Jawa dan Tionghoa bersatu melawan kompeni Belanda.
·
Desember 1741-awal 1742 - VOC merebut kembali
daerah-daerah lain yang terancam serangan.
·
13 Februari 1755 - VOC menandatangani Perjanjian
Giyanti. Isinya VOC mengakui Mangkubumi sebagai Sultan Hamengkubuwana I,
penguasa separuh wilayah Jawa Tengah.
A. Penutup
Kesimpulan : Jadi Banyak sekali Keserakahan yang dilakukanoleh VOC pada Negara kita Negara Indonesia, dan karena hal itu,rakyat Indonesia banyak yang menderita bahkan tersiksa.
Terimakasih.
TUGAS MAKALAH SEJARAH INDONESIA
KESERAKAHAN VOC
Disusun
Oleh
Nama : Nia Cahyani
Kelas :
XI AP 1
No Absen : 23
Tahun Pelajaran 2015/2016
SMK NEGERI 1 DEMAK